
Program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk prajurit TNI AD melalui skema Tabungan Wajib Perumahan (TWP) menjadi sorotan sejak awal, penuh polemik dan dinamika. Namun di tengah ketegangan dan tantangan, kehadiran Jenderal Purn. Dudung Abdurachman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) periode 2021–2023 justru membawa sejumlah langkah progresif dan solusi nyata, yang patut diapresiasi sebagai upaya memperbaiki sistem demi kesejahteraan prajurit.
1. Permasalahan Awal: Beban Berat dan Proyek Mangkrak
Sebelum Jenderal Dudung menjabat, program KPR prajurit telah menimbulkan kritik tajam. Lembaga Imparsial menyoroti pelbagai masalah, termasuk pemotongan gaji prajurit hingga 80 persen, serta praktek pemaksaan melalui sanksi seperti pemindahan ke wilayah terpencil bagi yang menolak ikut program KPR swakelola .
Selain itu, audit Inspektorat Jenderal TNI AD (Irjenad) mengungkap celah serius dalam pencairan dana BP TWP—sekitar Rp 586,5 miliar di mana banyak pengembang tidak menyelesaikan pembangunan rumah seperti dijanjikan . Akibatnya, ribuan prajurit menyisakan gaji minimum (sekitar Rp150 ribu–Rp300 ribu) tanpa kepastian hunian, bahkan terpaksa meminjam uang untuk kebutuhan sehari-hari .
Inspektorat menyarankan BP TWP untuk menarik kembali dana dari pengembang yang tidak menjalankan proyek, sekaligus menyarankan agar prajurit tidak dipaksa ikut program . Kondisi ini menunjukkan bahwa skema awal penuh kelemahan struktural dan berpotensi menyempitkan ruang hak-hak prajurit.
2. Jenderal Dudung: Inisiasi Kembali Program dengan Pendekatan Solutif
Ketika dilantik sebagai KSAD, Jenderal Dudung mengambil pendekatan berbeda. Ia memperjuangkan agar dana BP TWP tetap digunakan untuk melanjutkan pembangunan rumah but with more structure. Sejumlah langkah strategis dilakukan:
Menstranfer dana ke mitra pembangunan sesuai kebutuhan mendesak, total mendekati Rp 500 miliar melalui beberapa tahap, guna memastikan proyek bisa berjalan kembali—meskipun ia mengakui tidak semua pengembang sukses mengantarkan hasil .
Ia menyatakan bahwa penerapan “ambil rumah” bukanlah pemaksaan mutlak, melainkan sebuah strategi agar prajurit menginvestasikan dana mereka dalam bentuk aset bukan konsumsi. Jika disewakan Rp 1,5 juta sementara cicilannya Rp 1,1 juta per bulan, prajurit masih memperoleh sisa Rp 400 ribu sebagai pemasukan tambahan dan rumah sebagai aset jangka panjang dalam sepuluh tahun ke depan .
Ia menekankan bahwa program dijalankan tanpa “uang komando”. Semua proses dimulai dari permohonan di satuan komando, diikuti akad kredit resmi dengan bank—dengan sertifikat dijadikan jaminan oleh BP TWP—untuk menjaga akuntabilitas .
3. Mengubah Polemik Menjadi Peluang
Sekalipun kebijakan KPR sempat menjadi kontroversi, niatan Jenderal Dudung untuk memperbaiki nasib prajurit tak bisa diabaikan. Ia mengambil keputusan sulit dalam situasi krisis mengalirkan kembali dana agar proyek bisa berjalan dengan tujuan jangka panjang memperkuat posisi keuangan prajurit. Dia berargumen bahwa lebih baik dana investasi tahan 10 tahun menjadi rumah ketimbang digunakan untuk konsumsi sementara.
Hal ini menunjukkan pola pikir seorang pemimpin yang melihat hunian bukan sebagai beban, melainkan peluang investasi masa depan. Sikap ini patut diapresiasi, meskipun pelaksanaannya memerlukan penyempurnaan dan audit menyeluruh.
4. Komitmen Untuk Perbaikan Selanjutnya
Setelah masa kepemimpinan Dudung, KSAD selanjutnya Jenderal Maruli Simanjuntak telah melanjutkan perbaikan sistematik. Ia memperkenalkan skema lebih ringan: cicilan bunga hanya 5 persen serta konversi tabungan sebagai uang muka, sehingga cicilan rumah subsidi senilai Rp 168 juta hanya sekitar Rp 1 juta per bulan .
Langkah ini menunjukkan perbaikan dari titik masalah awal, dan menunjukkan bahwa upaya Dukungannya telah membuka jalan untuk reformasi berkelanjutan dalam sistem.
Penutup
Secara keseluruhan, meski di awal masa kepemimpinan Jenderal Dudung Abdurachman terdapat sejumlah kontroversi mulai dari proyek mangkrak, beban gaji prajurit, hingga wacana pemaksaan peran beliau patut dihargai sebagai penggerak yang menyuntikkan solusi realistis dalam situasi sulit. Pendekatan investasi aset, penekanan transparansi akad tanpa uang komando, serta keberanian mengalokasikan dana besar untuk menyelamatkan proyek, menunjukkan dedikasi kepada kesejahteraan prajurit.
Dalam perspektif positif, Jenderal Dudung bisa dikenang sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan sulit untuk menyelamatkan dan memberikan aset jangka panjang bagi prajurit. Ia bukanlah sumber masalah utama, melainkan sosok yang memperjuangkan transformasi dari sistem yang memicu beban menjadi sistem yang membuka peluang kesejahteraan masa depan.
Ilmu Marketing 27 Mei 2019
NECTAR Jasa Pembuatan Website Toko Online Profesional Dan Terpercaya
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan dalam memulai bisnis online agar dapat meraih kunci kesuksesan. Di Indonesia banyak sekali terdapat beragam bisnis
Menjangkau Pemilih Muda: Blogger sebagai Sarana Kampanye Partai Politik
Dalam era digital yang semakin berkembang, tak dapat dipungkiri bahwa media sosial dan platform daring lainnya telah mengubah cara komunikasi dan interaksi
Ilmu Marketing 29 Jun 2024
Backlink Dofollow; Arti, Fungsi, dan Cara Mendapatkannya
Backlink Dofollow adalah salah satu konsep yang sangat penting dalam dunia SEO (Search Engine Optimization). Arti dari Backlink Dofollow adalah tautan yang
Wisata Kuliner 29 Jun 2024
Komunitas Vegetarian Menggunakan Uang Endorse Untuk Amal
Komunitas vegetarian kini semakin aktif dalam melakukan kegiatan amal untuk membantu sesama yang membutuhkan. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan
Berita Teknologi 29 Apr 2025
Panduan Lengkap Backlink untuk Pemula: Awal dari Reputasi Digital yang Hebat
Dalam dunia digital yang semakin kompetitif, memiliki reputasi online yang baik adalah kunci sukses dalam membangun sebuah brand. Salah satu elemen penting
Traveling 23 Jan 2020
Beragam Manfaat Pesan Tiket Kereta Api Ke Bandung Dari Jakarta Melalui Traveloka
Beragam Manfaat Pesan Tiket Kereta Api Ke Bandung Dari Jakarta Melalui Traveloka - Bandung merupakan salah satu destinasi favorit banyak orang untuk